: untuk Nurel Javissyarqi
Ia hidup dan bernyanyi
tentang cahaya.
Wajah sempurna dari
cermin sempurna.
Yang memantul di sana;
kisah kita -- kelegaan menerima
dan kegembiraan menanti-nanti
dalam timangan duka.
Sewujud kalam tidak membelah,
bukan?
Ia himpun seluruh nyali
dalam diri hina.
Tangan menghimbau dari
tarian semesta.
Yang hadir di sana;
kasih kita -- penderitaan
disulam ketabahan semata.
Bukan lagi sebentuk kutuk
dan mantera, yang ingin
kita dengar dengan telinga
terbuka.
2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar